Wellcome

SELAMAT DATANG SEMOGA APA YANG ANDA TEMUKAN DI BLOG INI BERGUNA BAGI ANDA.

Minggu, 06 Juni 2010

KAL( Korean AirLines) 858

“TUGAS HUKUM UDARA DAN RUANG ANGKASA”




OLEH :
ARWAN ARSYAD
B 111 07 264

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010
Korean Air Lines Co, Ltd, yang beroperasi dengan Korean Air, adalah maskapai penerbangan terbesar Korea Selatan yang memilik markas global yang terletak di Seoul Korea. Its penumpang internasional divisi dan divisi anak perusahaan kargo yang terkait bersama-sama melayani 130 kota di 45 negara. Penerbangan 858 terbang dari Abu Dhabi menuju Seoul , Meledak di atas Laut Andaman yaitu badan air sebelah tenggara Teluk Benggala, selatan Myanmar, Thailand barat dan timur Kepulauan Andaman, yang merupakan bagian dari Samudera Hindia, dalam tragedi pengeboman itu menewaskan 115 penumpang dan awak kapal pada 29 November 1987.
Dalam kasus ini terungkap bahwa yang melakukan pengeboman adalah dua agen Korea Utara atas perintah atasan mereka, Kim Hyun-hee dan Kim Sung Il yang menyamar sebagai ayah dan anak Jepang mereka manyamarkan dirinya menjadi keluarga hachiya, Kim Hyun-hee menyamar sebagai Mayumi Hachiya, mereka menjadi wisatawan jepang dengan menggunakan paspor Jepang palsu. Dari Korea Utara, mereka ke Eropa untuk melenyapkan jejak. Mereka ke Hungaria dengan pesawat sebelum ke Wina dengan mobil. Tiket ke Bagdad, tempat mereka mulai melakukan operasi, diletakkan di sebuah bak sampah oleh agen rahasia Korea Utara lain yang berpangkalan di Wina. "Ayah dan anak dari Jepang" itu tiba di Bagdad pada 28 November 1987. Mereka dijadwalkan naik pesawat yang menjadi sasaran mereka, Korean Airlines bernomor penerbangan KAL 858. Dua perwira intelijen Korea Utara yang berpangkalan di Bagdad menemui keluarga Hachiya di bandara. Mereka memberi sebuah bom kecil yang diletakkan dalam sebuah radio buatan Jepang serta sebotol wiski. Bekal lain, rokok Marlboro yang diberi sianida, untuk bunuh diri jika tertangkap. Radio itu diletakkan di tempat bagasi di atas tempat duduk. Untuk memperkuat efek ledakan, wiski diletakkan di dekatnya. Sesaat sebelum naik pesawat, Kim Hyun-hee masuk kamar mandi untuk mengeset waktu ledakan di radio yang sudah jadi bom itu. etelah lepas landas dari Bagdad, pesawat transit di Abu Dhabi, sesuai dengan jadwal. Pasangan Kim Hyun-hee dan Kim Sung-il keluar dari pesawat itu, tapi meninggalkan radio dan botol wiski di dalam bagasi. Pasangan Kim itu segera pindah ke pesawat yang membawanya meninggalkan Abu Dhabi menuju Bahrain untuk melenyapkan jejak. Korean Airlines itu pun terbang meninggalkan Abu Dhabi menuju Bangkok sebelum ke Seoul dengan membawa sebuah bom kecil dan sebotol wiski. Di atas laut Andaman, bom itu meledak. Sebanyak 115 orang tewas. Saat dua agen Korea Utara sampai di Bahrain, berita peledakan pesawat membuat seluruh dunia sibuk, terutama Bahrain. Mereka mengetahui dua penumpang keluar di Abu Dhabi sebelum meledak dan dua penumpang itu menuju Bahrain. Kim Hyun-hee dan Kim Sung-il ditangkap saat akan melewati imigrasi. Sesuai prosedur, mereka mengambil rokok Marlboro yang sudah diberi sianida dan mengisapnya. Kim Sung-il tewas, tapi Kim Hyun-hee, yang mengaku sebagai orang Jepang bernama Mayumi, bisa diselamatkan. Korea Selatan menjatuhkan vonis mati bagi Kim Hyun-hee pada 1990. Tapi Presiden Roh Tae Woo memberi amnesti khusus padanya. Ia sempat menulis otobiografi berjudul Airmata Jiwaku yang sangat laris. Saat ini ia hidup sebagai "orang biasa" di Korea Selatan dan sudah menikah.

Pengakuan Kim Hyon-Hui di depan konperensi pers, yang disiarkan TV secara nasional pertengahan Januari 1988, telah semakin merusakkan citra Korea Utara. Kini sudah nyata ia bukan Mayumi Hachiya, turis Jepang yang sedang berkelana ke Timur Tengah. Seperti diakuinya sendiri, dia. adalah mata-mata dari Pyongyang. Hampir tak ada peluang bagi Korea Utara untuk berkelit. Negara itu dituduh mendalangi peledakan pesawat Boeing milik Korea Selatan, dengan nomor penerbangan KAL 858. Terjadi 29 November 1987, pesawat itu jatuh tak berbekas di atas Laut Andaman, dan menelan 115 korban jiwa. Sejak itu simpati internasional kepada Korea Selatan bermunculan. Selasa pekan lalu, misalnya, Jepang menegaskan sikap dengan mengeluarkan pernyataan keras, menuduh Korea Utara membunuh orang-orang sipil tak bersalah. Jepang menyesalkan operasi mata-mata Kor-Ut yang sering menggunakan Jepang sebagai kamuflase. Pada puncaknya, Jepang mengambil tindakan keras, membatasi hubungan diplomatik, melarang pesawat-pesawat terbang Kor-Ut mendarat di wilayah Jepang, dan membatalkan semua rencana kunjungan ke negara itu. Atas permintaan Kor-Sel, Jepang akan membantu mengawasi Perhimpunan Masyarakat Korea di Jepang, yang dikenal dengan nama Chongon, yang bersikap pro-Kor-Ut. Perkumpulan ini terbukti berperan penting dalam pengeboman di Mausoleum Martir, Rangoon, Burma, tahun 1983, yang menewaskan 17 pejabat tinggi Kor-Sel, termasuk empat menteri. Jepang adalah negara kedua yang menanggapi imbauan Seoul, agar dunia internasional menjatuhkan sanksi berat pada Kor-Ut. Amerika Serikat telah lebih dahulu secara resmi mencantumkan Korea Utara sebagai negara yang mendukung terorisme. Konsekuensi dari pernyataan ini: AS memberlakukan sanksi diplomatis dan ekonomis terhadap Pyongyang. Dewasa ini demam anti Utara meluas di Selatan. Anehnya, simpati tumpah pada Kim Hyon-Hui, yang dianggap korban propaganda ideologi Utara. Agen rahasia yang cantik itu tiba-tiba menjadi sangat populer. Sutradara Kor-Sel kenamaan, Lim Kwon-Taik, bermaksud memfilmkan kisah wanita itu dengan judul "Pengakuan Terakhir". Tak mau ketinggalan, sejumlah pria Kor-Sel juga bersedia menjadi suami mata-mata itu. Ada pula resolusi dari parlemen Kor-Sel, yang isinya menuntut agar Kor-Ut meminta maaf atas tindakan keji yang dilakukannya. Sementara itu, Presiden Chun Doo Hwan mengancam akan menghentikan upaya perdamaian Utara-Selatan. Seperti diketahui, sampai terjadi insiden KAL 858, kedua negara sebangsa itu sebenarnya sudah mencatat banyak kemajuan dalam upaya rujuk. Kedua pihak bahkan sempat mempertemukan para anggota keluarga, yang selama bertahun-tahun terpisah akibat Perang Korea, dan yang berlanjut pada pembentukan dua negara: Korea Utara dan Korea Selatan.
Adapun seruan Chun dimaksudkan sebagai usaha mencegah agar Kor-Ut tidak mengacaukan Olimpiade Seoul, September-Oktober mendatang (lihat Korea Utara dan Aksi Boikotnya). Olimpiade ini diramalkan akan sangat meriah, terutama kalau mengingat bahwa Uni Soviet, sejumlah negara Eropa Timur, 11 Januari lalu - beberapa hari sebelum pengakuan lengkap Kim Hyon-Hui diumumkan - sudah memastikan akan ikut. Tidak kurang penting adalah bahwa RRC - yang tidak punya hubungan diplomatik dengan Kor-Sel - juga bersedia ikut. Sampai kini sudah tercatat 161 negara akan ambil bagian dalam pesta olah raga terbesar itu, 26 negara di antaranya mempunyai hubungan diplomatik dengan Kor-Ut. Wakil Menlu Kor-Sel, Park Soo-Gil menyatakan pekan lalu, satuan keamanan gabungan Kor-Sel-AS-Jepang akan menjaga kelangsungan Olimpiade. Washington resmi membantu. Selain mendatangkan kapal-kapal amfibi untuk pendaratan pasukan komando, AS juga akan mengirimkan pesawat pengintai SR-71 Blackbird dari basis mereka di Okinawa. Soo-Gil mencurigai ancaman, yang khusus datang dari satuan teror yang merupakan bagian dari dinas rahasia Kor-Ut, berkekuatan 80.000 orang. Laporan intelijen menyebutkan, modus operandi infiltrasi pasukan ini adalah melakukan pendaratan dengan 7 kapal selam kecil, yang mampu menyusup sampai ke laut dangkal. Kendati suara di dunia internasional keras menuduh keterlibatan Kor-Ut dalam peledakan KAL 858, Pyongyang tetap menyangkal tuduhan itu. "Tak satu persen pun keuntungan yang bisa kami peroleh dari sabotase itu, sementara keuntungan 100% ada pada rezim militer yang kini berkuasa di Korea Selatan," ujar Li Hyong-Ju, Sekretaris I kedubes Korea Utara di Jakarta mengutip pernyataan resmi yang dikeluarkan negaranya. Hyong-Ju menegaskan, adalah pemerintah Kor-Sel sendiri yang menyusun skenario peledakan KAL 858. Perkiraan itu bermuara pada kemenangan Roh Tae-Woo, calon presiden dari kubu penguasa, yang melonjak popularitasnya setelah insiden KAL 858. Beberapa media massa Jepang, yang mengutip keterangan Dinas Intelijen Kepolisian Jepang Koan, ikut menunjang kemungkinan ini. Majalah berita Shukan Shincho mengemukakan data intelijen Jepang. Data itu menampilkan adanya dua agen rahasia Kor-Sel yan bagaikan bayang-bayang terus membuntuti Kim Hyon-Hui dan Kim Sung II. Yang disebut terakhir adalah seorang agen rahasia senior, yang bertindak sebagai ayah Ki Hyon-Hui, sejah dari Beograd sampai ke Bahrain (lihat: Seorang Agen Rahasia Cantik). Setidaknya ini berarti Kor-Sel sudah mengendusmisi kedua mata-mata Utara itu, sejak awal sekali. Lalu masih ada faktor kebetulan lainnya, yang agak mencurigakan. Dipersoalkan. mengapa ketika KAL 858 berangkat dari Abu Dhabi menuju Seoul, tiba-tiba 11 penumpang Kor-Sel yang diduga pejabat pemerintah justru membatalkan perjalanan mereka. Dengan sendirinya, nyawa mereka selamat, sedang 115 korban sebagian besar buruh Korea yang bekerja di Timur Tengah -- tak tertolong lagi. Shukan Shincho juga mengemukakan, Koan mendapat informasi lengkap tentang Mayumi dan Sinichi Hachiya dari dinas rahasia Kor-Sel. Dan ini diperoleh segera setelah hilangnya KAL 858. Pelacakan yang dilakukan berdasar informasi itu ternyata benar belaka. Dengan data-data ini, dinas rahasia Kor-Sel mengklaim hak untuk menginterogasi kedua Hachiya, yang begitu cepat terjaring di Abu Dhabi, lalu ditahan di Bahrain . Koan, yang ikut ke Bahrain karena kedua Hachiya yang dicurigai berpaspor Jepang, akhirnya tak berdaya. Berdasar data ini pula, menurut Koan, Bahrain menyetujui ektradisi Mayumi Hachiya berikut jenazah Sinichi Hachiya, yang berhasil bunuh diri itu. Kantor berita Kor-Ut, yang mengutip majalah Nitkanggenda, menyebutkan bahwa kedubes Jepang di Angola telah mengecek pengakuan Kim Hyon-Hui. Nona ini mengaku anak seorang diplomat Kor-Ut bernama Kim Won-Sok. Menurut Nitkanggenda, hasil pengecekan menunjukkan bahwa nama itu tak pernah ada di Angola. Sampai tahap ini terlihat, betapa insiden KAL 858 telah menjurus ke arah perang urat saraf. Toh Kor-Sel tak menggubris tuduhan balasan yang dilancarkan Kor-Ut. Sejauh ini memang baru argumentasi yang dikemukakan Pyongyang, bukan bukti kongkret. Berbagai reaksi dalam media massa Jepang cenderung menguntungkan Kor-Ut. Tapi Kemlu Kor-Sel tak tinggal diam. Mereka katakan bahwa ada beberapa pejabat Jepang yang menyaksikan sendiri interogasi terhadap Kim Hyon-Hui. "Karena itu, Jepang yakin, Korea Utara terlibat, " ujar Keizo Obushi, sekretaris kabinet Jepang. Jim Supangkat (Jakarta) dan Seiichi Okawa (Tokyo).
Menurut kesaksian di Dewan Keamanan PBB Pertemuan pada 15 Desember 1987 Kim Hyon Hui dipindahkan ke Seoul di mana dia pulih dari racun dan, setelah melihat kehidupan di Korea Selatan di televisi, mengatakan bahwa ia telah "dimanfaatkan sebagai alat untuk kegiatan teroris Korea Utara ", dan membuat pengakuan rinci dan sukarela menguraikan perjalanan di bawah bimbingan Korea Utara agen dari Pyongyang melalui Moskow , Budapest , Wina , Beograd , dan akhirnya ke Baghdad di mana bom itu dipikirkan. Rute itu harus melarikan diri dari Abu Dhabi melalui Amman untuk Roma tapi dialihkan ke Bahrain karena komplikasi visa.
Pada bulan Januari 1988, Kim mengumumkan pada konferensi pers yang diadakan oleh Badan Perencanaan Keamanan Nasional , layanan agen rahasia Korea Selatan, bahwa dia dan pasangannya adalah Korea Utara operator. Dia telah mengatakan bahwa mereka meninggalkan sebuah radio mengandung 350 gram C-4 peledak dan sebotol minuman keras yang mengandung sekitar 700 ml PLX peledak dalam rak overhead di kabin penumpang pesawat. Kim menyatakan penyesalan pada tindakan dan meminta pengampunan keluarga mereka yang telah meninggal. Ia juga mengatakan bahwa agar pengeboman tersebut telah "pribadi ditulis" oleh Kim Jong-il , putra Presiden Korea Utara Kim Il-sung , yang ingin menggoyang pemerintah Korea Selatan, mengganggu pemilu mendatang dan menakut-nakuti tim dari menghadiri di Olimpiade Seoul. Artikel yang ditulis oleh Peter Maass untuk The Washington Post dan tanggal 15 Januari 1988 menyatakan bahwa hal itu tidak diketahui apakah Kim dipaksa dalam komentarnya atau dimotivasi oleh penyesalan atas tindakannya.
Kim Jong Il telah menjadi pemimpin tertinggi Korea Utara sejak mengambil kekuasaan pada 1994 kematian ayahnya, Kim Il Sung, yang telah memerintah negara itu terus-menerus sejak 1948. Kim Jong Il lahir 16 Februari 1941 di Siberia, Rusia, sementara ayahnya bertugas di Brigade 88 Soviet, yang terdiri dari orang-orang buangan Cina dan Korea. biografi resmi Korea Utara Kim Namun, menyatakan bahwa ia lahir pada bulan Februari 1942, di sebuah pondok kayu di atas gunung tertinggi Korea Utara, Mt. Paektu - kelahirannya dihadiri secara simultan oleh pelangi ganda dan sebuah bintang bersinar di langit. Kim tua kembali ke ibukota Korea Utara Pyongyang pada bulan September 1945, setelah berakhirnya Perang Dunia II, dan Kim Jong Il dan ibunya bergabung di sana dua bulan kemudian. ibu Pada tahun 1949 Kim Jong Il yang meninggal saat melahirkan.

Kim berumur 9 tahun saat pecah Perang Korea tahun 1950, dan ayahnya mengutus dia, untuk keselamatan, ke Manchuria selama konflik. Pada 1963, Kim 22 tahun lulus dari Universitas Kim Il Sung dan selanjutnya diadakan berbagai posting di komunis Partai Pekerja Korea (KWP). Dalam beberapa tahun ia menjadi sekretaris ayahnya, dan pada bulan September 1973 ia diangkat sebagai Sekretaris Partai bertugas Organisasi, Propaganda, dan Agitasi. Pada tahun 1974 Kim Il Sung secara resmi mengumumkan bahwa Kim Jong Il akan menggantikannya sebagai pemimpin Korea Utara ketika ia, Kim tua, tidak bisa lagi melakukan tugas-tugas yang dibutuhkan Presiden.

Kim Jong Il pengaruh atas operasi sehari-hari KWP terus tumbuh tahun demi tahun. Pada bulan Oktober 1980, ia menduduki jabatan senior di Politbiro, Komisi Militer, dan Sekretariat Partai. Pada Februari 1982 ia diangkat menjadi anggota Ketujuh Majelis Agung Rakyat dan individu paling berpengaruh di negara selain ayahnya. Pada tahun 1983 Korea Selatan Kim dituduh memiliki memesan Rangoon, Myanmar pengeboman yang menelan korban 17 mengunjungi pejabat Korea Selatan. Empat tahun kemudian, Korea Selatan mengatakan bahwa Kim telah mendalangi pengeboman Korean Air, Penerbangan 858 yang menewaskan semua 115 penumpang pada tanggal 29 Nopember tahun itu Kim Hyon. Hui, agen Korea Utara yang menanam bom di Penerbangan 858, menyatakan bahwa Kim Jong Il pribadi telah memerintahkan operasi.

Pada 1990-1991 Kim Jong Il bernama komandan angkatan bersenjata Korea Utara, meskipun ia tidak punya pengalaman militer. Pada tahun 1992, Kim Il Sung secara terbuka menyatakan bahwa anaknya sekarang memiliki kewenangan atas semua urusan internal di Korea Utara. Ketika Kim Il Sung meninggal karena serangan jantung pada tanggal 8 Juli 1994. Kim Jong Il resmi memegang kendali Partai dan aparatur negara. Banyak orang dalam meragukan kemampuannya untuk bertindak sebagai kepala negara, mengingat reputaton, menurut rekening Korea Selatan, sebagai impulsif, egois, playboy berat-minum terpaku pada penampilannya, mengenakan rambut dikeriting dan memasukkan mengangkat dalam sepatunya untuk meningkatkan nya kecil lima kaki-tiga bertubuh. Selain itu, rumor berlimpah bahwa ia sering memerintahkan penculikan perempuan muda di Jepang dan di tempat lain yang dipaksa untuk melayani dia secara seksual di beberapa vila mewah yang dimilikinya. Kim dilaporkan telah menjadi ayah tiga belas anak-anak tidak sah selama bertahun-tahun.

Pada tahun 1997 Kim secara resmi disebut pemimpin yang berkuasa KWP (pihak yang 80 persen dari semua pejabat pemerintah Korea Utara milik). Dia tidak bisa, bagaimanapun, untuk menduplikasi status ayahnya sebagai sosok yang begitu sungguh-sungguh dihormati oleh bangsa bersujud. Kim tua, dengan cara kemahakuasaan politik dan kendali penuh tentang semua media, telah menciptakan sebuah kultus pribadi dimana ia dipandang sebagai ilahi, sosok ayah yang datang secara luas dikenal sebagai "Pemimpin Besar," sebuah judul yang keagungan akan ditugaskan padanya, bahkan setelah kematiannya, secara teoritis-lamanya. 1998 Korea Utara Konstitusi secara resmi menyatakan Kim Il Sung yang "Abadi Presiden Republik," dan jabatan Presiden secara resmi dihapuskan dengan alasan bahwa tidak ada seorang pun akan kembali menjadi layak untuk berbagi judul begitu luar biasa individu. Jadi Kim Jong Il hari ini memegang beberapa judul resmi - yang paling penting menjadi Sekretaris Jenderal KWP, Ketua Komisi Pertahanan Nasional, dan Panglima Tertinggi Angkatan Darat Rakyat Korea - namun tidak disebut sebagai Presiden Korea Utara. Meskipun sebangsanya's pemujaan dirinya bukanlah berasal dari mereka yang sebelumnya mandi besarnya atas ayahnya, Kim Jong Il telah tetap mengembangkan sebuah kultus kepribadian hebat sendiri, dan Korea Utara umumnya merujuk kepadanya sebagai mereka "Dear Leader" - sebuah sebutan pertama kali ditugaskan kepadanya di awal 1980-an. Korea media yang dikontrol pemerintah secara bergantian mencirikan dia sebagai "pemimpin tak tertandingi bangsa" dan "penerus besar penyebab revolusioner." Selama kekuasaannya, Kim terus pribadi's filosofi ayahnya Juche, kode diplomatik dan ekonomi "-kemandirian" terkait erat dengan Stalinisme, yang ayahnya telah menetapkan sebagai cek atau Komunis Cina terhadap pengaruh Soviet yang berlebihan pada bangsanya. Sejak kekuasaan dengan asumsi diktator, Kim jarang muncul atau berbicara di depan umum di tanah airnya. Hingga saat ini, suaranya telah disiarkan hanya sekali di dalamnya - pada tahun 1992, ketika, dalam parade militer, ia berteriak ke mikrofon: "Maha Suci heroik para prajurit tentara rakyat!"

Sebuah kelaparan dahsyat melanda Korea Utara pada tahun 1998 dan 1999 sebagai akibat dari dekade dari salah urus ekonomi dan misallocation sumber daya, produktivitas industri dan pertanian miskin, hilangnya pasar sebelumnya menguntungkan setelah runtuhnya Uni Soviet, dan pengeluaran besar pemerintah militer. Kelaparan ini diklaim sebuah 2 diperkirakan sampai 3 juta jiwa (dari populasi sekitar 22 juta) dan memaksa negara untuk bergantung pada bantuan internasional untuk memberi makan penduduk sementara Kim terus saluran seluruh dana tersedia ke dalam pemeliharaan tentara juta-orang-Nya.

Sistematis pelanggaran hak asasi manusia di seluruh Korea Utara telah merajalela dan didokumentasikan dengan baik selama pemerintahan Kim Diperkirakan ada sekitar 200.000 tahanan politik di negara itu hari ini;. Ada laporan tak terhitung penyiksaan, kerja paksa, dan aborsi paksa dan infanticides di kamp penjara. Pada kunjungannya ke Cina, Kim memuji bahwa kemajuan ekonomi bangsa dan mengisyaratkan bahwa ia mungkin mengizinkan beberapa usaha-usaha reformasi ekonomi seperti yang dilakukan di Cina oleh Deng Xiaoping. Pada tahun 2000 Kim mengadakan pertemuan puncak dengan Kim Dae-jung, yang telah terpilih menjadi Presiden Korea Selatan pada tahun 1997; pertemuan tersebut tidak menghasilkan kesepakatan yang signifikan, namun.

Kim hubungan dengan Amerika Serikat telah sangat sengit. Pada tahun 1994 perundingan dengan pemerintahan Clinton, Kim setuju untuk menutup program produksi senjata nuklir negaranya dalam pertukaran untuk dua-air ringan (non-senjata yang berhubungan) reaktor nuklir (didanai sebagian besar oleh Korea Selatan) plus pengiriman minyak bahan bakar dari Amerika Serikat . Tetapi pada bulan Oktober pemerintah 2002 Kim mengakui, ketika dihadapkan dengan intelijen AS tak terbantahkan yang diajukan oleh pemerintahan Bush, bahwa mereka telah melanggar 1994 janji dan sebenarnya sudah secara ilegal mengembangkan program nuklir untuk beberapa tahun. Pada bulan Desember, akhir tahun 2002 Kim dikeluarkan senjata PBB inspektur dari negara dan menyatakan bahwa ia tidak akan pernah lagi mematuhi persyaratan Perjanjian Non-Proliferasi nuklir, dari mana ia secara resmi mengundurkan diri Korea Utara pada bulan Januari 2003. Sejak saat itu, pemerintah Kim telah terombang-ambing antara menegaskan dan menyangkal bahwa itu sudah memiliki persenjataan nuklir dari beberapa jenis. Pada tanggal 4 Juli 2006, Korea Utara menguji-meluncurkan serangkaian pendek, menengah, dan rudal balistik jarak jauh, yang terakhir, sedangkan secara teoritis mampu mencapai daratan Amerika, gagal dalam peluncuran uji.
Menurut kesaksian oleh keluarga para penumpang dan anggota kru penerbangan, Perusahaan Penerbangan Korea tidak menginformasikan mereka tentang pesawat hilang selama lebih dari enam jam setelah peristiwa itu terjadi, melainkan oleh berita televisi, baik melalui pemberitahuan dari perusahaan penerbangan maupun oleh pemerintah, bahwa mereka keluarga muncul mengetahuinya. Seorang pramugari dengan KAL858, Taman Eunmi, datang dari tugas di bandara Abu Dahb, dan di sana, dalam manfaat, datang kapal pelayan lain, Kwon Mikyong, siapa yang akan melayani penerbangan kembali ke Seoul. Taman pramugari kemudian teringat dan berkata kepada ibu Kwon pramugari bahwa dia mendengar komunikasi beberapa tentang kebocoran minyak dengan pesawat selama penerbangan. Ini laporan rahasia oleh pramugari Kwon telah dikenal di antara semua keluarga korban. Maskapai penerbangan Kal memiliki reputasi dunia bahwa pesawat mereka, dengan dua atau lebih petugas keamanan selalu naik, tidak bisa menjadi target pembajakan upaya [Weekly Sekai, 4 Februari 1988]. Menurut NSPA, bahan peledak dibawa ke dalam pesawat oleh mereka Kims terdiri dari 359 Komposisi C4 'gram, terkandung dalam sebuah radio Panasonic RF-082 dimodifikasi, dan pura-pura pxl peledak cair sebotol minuman keras. Seorang komentator militer Jepang, Ogawa Kazuhiza, dalam wawancara dengan Weekly Sankei, tanggal 4 Februari, 1988 mengatakan bahwa pesawat terbang di ketinggian 10.000 meter bisa meledak dengan jumlah itu dan bahwa jenis bahan peledak, tetapi akan ada selang dari sekitar 8 menit antara mesin di bahan peledak dan lengkap ledakan pesawat itu sendiri. Lalu, ada cukup waktu yang cukup untuk kapten penerbangan atau asistennya untuk membuat komunikasi darurat dengan menara kontrol.
Dalam pernyataan Kim Hyunhee dia menulis bahwa bahan peledak disembunyikan dan dibawa dalam sebuah tas belanja vinil, bersama-sama dengan kasus rokok, dll di dalamnya. Tapi purser Park bersikeras bahwa mereka tidak membawa apa-apa di tangan mereka, dan Kim Hyunhee memiliki tas hanya, membawanya di bahu. Seorang penyidik NSPA, yang pertama untuk bertemu dengan Kim Hyunhee, mengatakan bahwa dia berambut pendek, dengan rambutnya diatur dalam kembar-ekor gaya [anak sekolah Dongah Ilbo, 8 Desember 1987]. Tapi Kim Hyunhee, yang membuat penampilan dirinya wawancara tekan satu bulan kemudian, telah tumbuh rambutnya yang sangat panjang - terlalu panjang untuk pertumbuhan selama satu bulanSeorang penyidik NSPA, yang pertama untuk bertemu dengan Kim Hyunhee, mengatakan bahwa dia berambut pendek, dengan rambutnya diatur dalam kembar-ekor gaya [anak sekolah Dongah Ilbo, 8 Desember 1987]. Tapi Kim Hyunhee, yang membuat penampilan dirinya wawancara tekan satu bulan kemudian, telah tumbuh rambutnya yang sangat panjang - terlalu panjang untuk pertumbuhan selama satu bulan. NSPA memberitahu kami bahwa Kim Htynhee lahir pada tanggal 27 Januari 1962, ia adalah seorang siswi menghadiri Joongshin Middle School di kelasnya tahun pertama, pada bulan November tahun 1972, dan ia merupakan tahun-kedua, siswa bahasa Jepang dengan Pyongyang Bahasa Asing College pada Februari 1980. Menurut 1972 reformasi Utara sistem sekolah tahun (TK satu tahun, SD 4 tahun, sekolah menengah 6-tahun yang lebih tinggi), Kim Hyunhee normal seharusnya sekitar 28 tahun pada tahun 1987.

Tidak ada komentar: